Posts Tagged With: Kisah Dakwah

Perjalanan Syaikh Abu Hatam rah.a (kisah 1)


Sebagaimana diceritakan oleh Abu Abdullah Khawas rah.a –salah seorang muridnya-. Katanya, “Suatu ketika kami pergi ke daerah Raye bersama Syaikh Hatam rah.a. Kami berangkat bersama rombongan sejumlah 330 orang dengan niat untuk ibadah haji. Semua orang dalam jemaah itu adalah mutawakkiliin yang tidak membawa bekal apa-apa untuk perjalanan. Di kampung Raye kami melewati seorang pedagang. Ia menyambut kami untuk makan malam dan melayani kami selama satu malam. Keesokan harinya orang itu berkata kepada Syaikh, “Saya hendak pergi mengunjungi seorang ulama yang sedang sakit. Jika tuan menginingkan, mari kita pergi bersama.” Maka Syaikh Abu Hatam rah.a berkata, “Menengok orang sakit adalah berpahala, terlebih lagi menengok ulama adalah ibadah. Saya hendak ikut ke sana.” Ulama yang sakit itu adalah Qadhi di kawasan Raye yaitu Syaikh Muhammad bin Muqaatil rah.a.

Ketika sampai di dekat rumah itu, Syaikh Abu Hatam rah.a kelihatan gelisah melihat rumah ulama itu, lalu berkata, “Allahu Akbar! Rumah seorang alim begitu megah bagaikan satu mahligai!” Kami minta izin untuk masuk. Kami melihat interior rumah itu bagus, bersih, luas, dan mewah. Di beberapa tempat tergantung tirai-tirai. Melihat keadaan rumah itu Abu Hatam rah.a tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

Ketika kami menemui qadhi itu, kami melihat ia sedang istirahat, berbaring di tempat tidur yang sangat lembut. Salah seorang pembantunya sedang mengipasi bagian kepalanya. Pedagang itu memberi salam dan duduk di sebelah tempat tidurnya lalu menyapa, “Apa kabar?”

Baca lebih lanjut

Categories: Kisah Dakwah | Tag: , , , | 9 Komentar

Bayan Nasehat Nabi saw Sebelum Memberangkatkan Rombongan


Dari Abdurrahman bin A’id ra, dia berkata, “Adalah Rasulullah saw apabila hendak mengirimkan pasukan, maka Beliau memberi nasehat, ‘Bersikap lembut dan sayanglah kepada orang-orang! Jangan menyerang mereka sebelum kalian BERDAKWAH kepada mereka, dan janganlah menghancurkan rumah-rumah mereka! Jangan biarkan satu orang penghuni rumah pun yang ada di kota-kota maupun di desa-desa, kecuali kalian membawa mereka ke hadapanku dalam keadaan muslim (telah memeluk Islam), karena yang demikian itu lebih aku sukai daripada kalian datang padaku dengan membawa istri-istri dan anak-anak mereka setelah kalian membunuh suami-suami mereka!’ “. (HR. Ibnu Mandah dan Ibnu Asakir dalam kitab Al Kanz jilid II halaman 294. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Syahin dan Al Baghawi seperti terdapat dalam kitab Al Ishaabah jilid III halaman 153, juga Tirmidzi dalam kitabnya jilid I halaman 195).

Baca lebih lanjut

Categories: Tertib Dakwah | Tag: , , , | 40 Komentar

Kesabaran Nabi saw Ketika Mengajak Hakam Bin Kaisan Untuk Masuk Islam


Dari Miqdad Bin Amar ra, ia berkata, “Pernah dalam suatu peperangan, aku menawan Hakam bin Kaisan. Lalu amir kami berniat akan memotong lehernya, tetapi aku berkata, “Biarkanlah dulu, kami akan membawanya ke hadapan Rasulullah saw!” Ketika kami membawanya kehadapan Rasulullah, Beliau mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia hanya terdiam saja.

Baca lebih lanjut

Categories: Kisah Dakwah | Tag: , | 2 Komentar

Kisah Pendeta Masuk Islam


Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat dan mendengar penuturannya. Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam cerita fiktif, namun menjadi kenyataan. Hal itu tergambar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk di hadapanku mengisahkan tentang dirinya. Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut dan mengetahui kejadian-kejadian yang menarik secara komplit, biarkan aku menemanimu untuk bersama-sama menatap ke arah Johannesburg, kota bintang emas nan kaya di negara Afrika Selatan di mana aku pernah bertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah al-’Alam al-Islami di sana.

Pada tahun 1996, di sebuah negara yang sedang mengalami musim dingin, di siang hari yang mendung, diiringi hembusan angin dingin yang menusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamu yang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yang mempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorang pendeta, namanya ‘Sily.’ Aku dapat bertemu dengannya melalui perantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir, di mana ia mengabarkan kepada-ku bahwa seorang pendeta ingin datang ke kantor Rabithah hendak membicarakan perkara penting.

Baca lebih lanjut

Categories: Kisah Dakwah | Tag: , ,