Pada suatu jamaah beliau berkata, “Semasa memberi dakwah dan bertabligh, hati kita mestilah tawajjuh hanya kepada Allah bukan kepada orang yang sedang kita temui. Waktu itu, hati kita hendaklah merasa bahwa kita bukannya menjalankan kerja pribadi malah sedang keluar untuk menjalankan perintah Allah. Hati orang yang kita temui juga berada dalam Qudrat Allah. Dengan pikiran seperti ini, Insya Allah, tidak akan timbul perasaan marah dan putus asa apabila terjadi salah paham.”
Malfuudzaat 27
Blog Statistic
- 951.264 pengunjung
Link Arab
Link Bahasa Inggris
Tulisan Teratas
- 77 Cabang Iman
- Jamaah Tabligh dan NU
- Penjelasan Syura Indonesia -Ustadz Muslihuddin di Pertemuan Solo
- Pondok Pesantren Dakwah
- Musyawarah
- Maulana Ilyas yang Berketurunan Bani TAMIM adalah “LELAKI DARI TIMUR” Pemegang Panji-Panji AL MAHDI ?
- PEMBENTUKAN SYURA DUNIA & PERBEDAAN SYURA MALAYSIA DAN INDONESIA MENYELESAIKAN KONFLIK
- Menyingkap Kabut
- Penjelasan Syaikh Fadhil (Penanggung Jawab Makkah) di Islamic Center Jakarta
- Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
Tulisan Terakhir
- Keputusan Musyawarah Indonesia Desember 2018 2 Januari 2019
- Bayan-Bayan Musyawarah Indonesia 29 Desember 2018
- Musyawarah Indonesia 14 Desember 2018
- Catatan Seorang Santri 11 Desember 2018
- Kronologis Versi Saady 5 Desember 2018
- Kronologis Ikhtilaf 5 Desember 2018
- Surat Haji Abdul Wahhab 5 Desember 2018
Komentar Terbaru